Home » , , » Yasya, Maba ITS yang Jadi Jawara di OSN 2013

Yasya, Maba ITS yang Jadi Jawara di OSN 2013

HqIddVAYLb

SURABAYA - Baru lima bulan menikmati status mahasiswa tidak menghalangi Mohammad Yasya Bahrul Ulum untuk menyumbangkan prestasi bagi kampus tercinta. Mahasiswa jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu berhasil membawa pulang juara pertama dalam Olimpiade Sains Nasional Pertamina (OSN Pertamina) bidang matematika 2013.

Dinobatkan sebagai juara pertama dalam kompetisi bergengsi tahunan itu sempat membuat Yasya tercengang. Pasalnya, para lawan Yasya dalam kompetisi tersebut mayoritas merupakan mahasiswa semester atas. Yasya mengalahkan Dian Sito Rukmi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang harus rela duduk di peringkat dua dan Tubagus Dhafin Rukmanda dari Universitas Indonesia (UI) yang berada di posisi ketiga.

Meski telah mengikuti OSN sejak SMP, Yasya mengaku sempat minder pada saat mengerjakan soal dan presentasi final. "Saya sempat bingung tentang soal persamaan diferensial. Alhamdulillah, waktu ditanya juri bisa menjawab soal dengan baik," ujar Yasya, seperti dikutip dari ITS Online, Selasa (21/1/2014).

Sebelum berjuang di babak final, para finalis diharuskan membuat makalah tentang problem solving dari kasus yang membutuhkan penyelesaian Matematika. Pengumuman yang mendadak mengharuskannya berjuang dengan cepat dalam menyelesaikan kasus yang diberikan. Tidak tanggung-tanggung, untuk memenuhi prasyarat tersebut, Yasya berhasil menyelesaikan makalah mengenai "Optimasi Pembelian Minyak Kelapa Sawit" hanya dalam waktu dua hari.

Kecintaan putra pasangan Imam Chumaedi dan Shofiyah terhadap bidang ilmu yang dianggap menakutkan itu telah tumbuh sejak dia masih duduk di bangku SD. Tidak heran ketika SMP dan SMA, Alumni SMA Sragen Billingual Boarding School (SBBS) itu berhasil menjadi juara dalam OSN Matematika.

Selain kecintaannya terhadap Matematika, prestasi Yasya dalam OSN 2013 juga tak lepas dari sosok Satria Stanza Pramayoga. Selama tiga kali dalam satu minggu, Yasya rutin meluangkan waktu tiga jam untuk belajar dari sang senior yang telah meraih beragam prestasi di ajang internasional.

Selepas rutinitasnya di Jurusan Teknik Elektro, pecinta rawon itu selalu menyempatkan waktunya untuk menemui Satria. "Jam sembilan malam, sepulang dari jurusan, saya langsung belajar dengan Mas Satria sampai pukul 12 malam," ungkap pria kelahiran Kediri, 12 Agustus 1994 itu.

Penyuka game yang bercita-cita menjadi businessman itu pun berpesan kepada mahasiswa yang tidak menyukai Matematika agar tidak takut dengan ilmu tersebut. Selama dilakukan dengan tekun, semua yang terlihat susah akan terasa mudah. "Yang penting tahu dasarnya dan melakukan eksplorasi, karena Matematika itu nikmat," tutur Yasya.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Aditya Nusantara | Defila Shop | Imaka Malang
Copyright © 2014. BERITA TERBARU - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger