JAKARTA - Investor dan pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia akan merespon kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada perdagangan Selasa (18/11/2014). Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan bisa menguat jika sebagian besar investor melihat putusan kenaikan BBM bersubsidi positif bagi perekonomian Indonesia jangka menengah panjang.
Pasar saham Amerika Serikat (AS) bergerak flat seiring kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global. Penguatan terjadi atas Indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 0,07 persen dan indeks S&P500 sebesar 0,07 persen.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh ketegangan politik di Hongkong yang mulai mereda. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 1,82 persen dan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang menguat 0,72 persen. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif.
Dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM besubsidi sebesar Rp 2000 per liter sejak 18 November 2014. Dengan adanya kenaikan harga tersebut, akan ada penghematan anggaran subsidi Rp 100 triliun lebih. Pemerintah akan mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif ke produktif seperti pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial dan pengembangan sektor maritim.
Dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah memperkirakan akan ada kenaikan inflasi sebesar 2 persen. Sehingga, estimasi inflasi di tahun 2014 diperkirakan sebesar 7,3 persen dari sebelumnya 5,3 persen (sebelum adanya kenaikan harga BBM bersubsidi). Kenaikan inflasi juga masih akan dirasakan pada awal tahun 2015, namun nilainya tidak sebesar akhir tahun ini.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan IHSG akan bergerak menguat. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.963 dan resistance 5.103. IHSG sendiri masih diperdagangkan di atas MA 200 harian. Saham yang direkomendasikan adalah AKRA, ADHI, TLKM, PWON dan SMGR.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat tipis ke level 5.053.
sumber : kompas