JAKARTA - Selama ini, warga Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Lembang menggunakan cara tradisional untuk mengangkut hasil tani mereka, yakni dipanggul. Padahal, mereka harus menempuh jarak sejauh 500 meter dengan medan yang sangat terjal.
Melihat kondisi tersebut pun mengilhami Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung untuk membantu dengan menghasilkan transportasi angkut modern. Alat angkut berupa smart cable car itu diharapkan dapat memudahkan para petani Cigandok untuk mengangkut hasil tani mereka.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unpad Wawan Hermawan mengungkapkan, pembuatan alat itu merupakan kali pertama yang dilakukan oleh Unpad. Berdasarkan observasi, selama ini petani harus menempuh jarak sekira 500 meter dengan kondisi jalan tanah dan berbukit untuk mengangkut hasil sayurnya dengan cara ditanggung.
“Mudah-mudahan, dengan adanya alat ini dapat menciptakan rekayasa sosial, yakni mengubah kondisi dari kebiasaan nanggung hasil sayuran menjadi diangkut oleh alat ini,” tutur Wawan, seperti dinukil dari laman Unpad, Minggu (6/4/2014).
Pembuatan tersebut juga dilatarbelakangi oleh niat awal Rektor Unpad Ganjar Kurnia saat melakukan monitoring ke daerah tersebut satu tahun yang lalu. Kondisi lahan pertanian yang berada di bukit dengan sudut elevasi sekira 30 derajat, ditambah dengan akses jalan yang masih tanah dan sempit, mengilhami Ganjar untuk membuat alat untuk memudahkan distribusi hasil panen.
Ide tersebut kemudian direalisasikan oleh tim dari Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP) Unpad yang digawangi oleh Dekan FTIP, Mimin Muhaemin. Tim yang terdiri dari beberapa dosen FTIP ini kemudian melakukan riset pembuatan alat, termasuk di antaranya, mengukur kapasitas, kondisi tanah, hingga kedalaman pasak tiang penyangga.
Kehadiran alat yang diberi nama Sasaklayang Padjadjaran itu sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani Kampung Cigandok. Salah seorang petani, yaitu Ulus mengungkap, selama ini petani harus menguras tenaga untuk mengangkut hasil tani dari lembah ke atas bukit.
“Terima kasih Unpad, semoga dengan alat ini dapat lebih menyejahterakan para petani di Kampung Gandok,” kata Ulus.