Jum'at 11 Jul 2025

Notification

×
Jum'at, 11 Jul 2025

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Indonesia Pemilik Kantung Semar Terbanyak di Dunia

Sabtu, 12 April 2014 | 15.00 WIB | 0 Views Last Updated 2014-04-12T08:00:00Z

kantong semar

BERITA TERBARU - Dari sebanyak 139 jenis rumah kantung semar di dunia, sebanyak 64 jenis ditemukan di Indonesia, sedangkan sisanya ditemukan di Vietnam, Filipina, dan Thailand.

"Bahkan dalam lima hingga sepuluh tahun ini, telah ditemukan lima hingga enam jenis baru kantung semar di wilayah Kalimantan dan Sulawesi," ujar Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Muhammad Mansur, di UPT BKT Kebun Raya Cibodas LIPI, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (11/4/2014).

Seperti namanya, tanaman yang daunnya berbentuk kantung itu memiliki keunikan karena memakan serangga. Selain itu, tanaman ini juga tumbuh di tanah yang kurang kandungan gizinya sehingga membuat tanaman ini harus berjuang mendapatkan makanan, dari serangga yang masuk ke dalam kantung makanan.

"Kantung menarik serangga untuk datang. Saat serangga sudah terperosok masuk ke dalam kantung, maka dia tidak dapat keluar lagi dan segera dihancurkan oleh enzim protease yang ada dalam kantung semar untuk mencerna makanan," jelas pria yang memiliki latar belakang di jurusan Ekologi Hutan itu.

Dia menjelaskan, dalam kantung semar tersebut terdapat sekira 30-40 bakteri. Keunikan yang dimiliki kantung semar membuat banyak pihak memburunya untuk diperjualbelikan. "Hal ini yang membuat tumbuhan endemik Indonesia semakin menurun jumlahnya bahkan terancam punah," ucapnya.

Hal senada juga dilontarkan oleh Ketua Harian KTKI John Muhammad Rasuly. Dia mengatakan, Indonesia yang saat ini tengah mengalami krisis keanekaragaman hayati, ketidaktahuan masyarakat terhadap pembukaan hutan dan permintaan pasar internasional seperti dari negara Jerman, Belanda terhadap kantung semar menjadi tantangan bagi konservasi Nepenthes.

"Ini tantangan berat bagi konservasi Nepenthes. Kami berharap agar masyarakat berhenti mengambil Nepenthes di alam," ungkapnya.

John pun mengajak masyarakat sejak dini untuk belajar dan melestarikan di Kebun Raya Cibodas. Karena menurut dia, banyak masyarakat yang belum sadar.

"Oleh karena itu, perlu dukungan publik untuk memperlambat krisis hayati ini," tuturnya.

Selain diburu para kolektor untuk koleksi, kantung semar di beberapa negara telah dimanfaatkan di berbagai bidang seperti di India. Adapun enzim Nepenthes digunakan untuk obat penghancur batu ginjal pada 2011. Sementara pada 2010, Prancis menjalin kerja sama dengan Swiss untuk meneliti kepentingan industri pembuatan lem.

"Peneliti luar sudah ambil langkah untuk memanfaatkan Nepenthes. Ini jadi tantangan bagi kita mengambil peran karena Nepenthes milik kita banyak di sini. Jadi kalau bikin obat pun tidak mahal," katanya.

×
Berita Terbaru Update