BERITA TERBARU - Mimpi Cut Evrida Diana bertandang ke Amerika Serikat kini terwujud. Mahasiswi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh itu mewakili Indonesia sebagai peserta Study of the US Institutes (SUSI) di Negeri Paman Sam, tahun ini.
Acut, begitu ia biasa dipanggil, merupakan satu dari empat peserta dari Indonesia yang terpilih sebagai duta dalam program tersebut. Tiga lainnya berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, dan Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
"Persyaratan untuk mengikuti program ini tidak banyak, namun salah satunya kita harus aktif dalam organisasi lingkungan dan memiliki ide-ide kreatif mengenai penanganan lingkungan. Karena program SUSI kali ini mengangkat tema tentang isu lingkungan global," kata Acut dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (5/4/2014).
Mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) itu akan bertolak ke AS untuk mengikuti program bergengsi itu. Dia akan kembali ke Tanah Air pada 16 Juni 2014.
"Pasti akan banyak pengalaman yang akan saya dapatkan di sana yang mungkin tidak pernah saya dapatkan sebelumnya," ujarnya.
Acut mengaku, memberanikan diri mendaftar dalam program itu, dengan modal pengalamannya aktif dalam beberapa organisasi lingkungan yang ada di Aceh. Sehari-hari, dia menjadi koordinator Sahabat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).
Di sini, setiap dua minggu sekali Acut akan menggelar sesi pertemuan dengan mengundang orang-orang yang mengerti tentang lingkungan. Kemudian setiap ada even lingkungan, sahabat Walhi mengadakan aksi berupa sosialiasi serta penanaman pohon.
Keaktifannya di Walhi membuat Acut paham mengenai isu-isu lingkungan. Mahasiswi semester akhir ini menawarkan ide pembangunan lingkungan berkelanjutan yang sukses mengantarkannya ke negeri Hollywood.
"Saat mengikuti proses wawancara saya menjelaskan mengenai apa saja yang telah saya lakukan untuk lingkungan di daerah saya dan apa yang akan saya lakukan ke depannya," imbuh gadis berkerudung itu.
Tahun lalu, bersama seorang teman kampusnya, Acut melahirkan sebuah film dokumenter tentang penyelamatan lingkungan di Aceh. Film berjudul "Hikayat dari Ujung Pesisir" itu menjadi juara favorit dalam kompetisi film Eagle Award Documentary Competition (EADC) besutan sebuah stasiun televisi swasta nasional.
Acut mengikuti program ini untuk mendapat kemampuan memimpin (leadership skill). Dia ingin menjadi penggerak perubahan, memberi inspirasi untuk melakukan pembenahan lingkungan ke arah yang lebih baik serta ingin menciptakan kesadaran masyarakat agar peduli lingkungan.