Senin 30 Jun 2025

Notification

×
Senin, 30 Jun 2025

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

UN, Anak Unesa Siap Bantu Siswa Difabel

Rabu, 09 April 2014 | 07.00 WIB | 0 Views Last Updated 2014-04-09T00:00:00Z

LOGO KEMENTERIAN PENDIDIKAN

BERITA TERBARU - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2014 tinggal menghitung hari. Tidak tinggal diam, Tim Pusat Studi dan Layanan Penyandang Disabilitas (PSLPD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pun ambil bagian dengan melatih 78 mahasiswa Unesa jika dibutuhkan oleh siswa disabilitas dalam UN.

Ketua Panitia Lailatul Fitriah menjelaskan, melalui pelatihan tersebut, para peserta dibekali tentang cara pengopresaian aplikasi JAWS (komputer bicara), OM (orientasi mobilitas), dan cara membacakan soal khususnya Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan soal Tes Potensi Akademik (TPA) bergambar.

"Diharapkan pelatihan ini dapat membekali peserta jika dibutuhkan untuk mendampingi siswa dalam persiapan UN (SD, SMP, SMA) juga ketika persiapan tes SBMPTN dan SPMB Unesa," ujar Lailatul, seperti dikutip dari laman Unesa, Selasa (8/4/2014).

Pelatihan tersebut disambut antusias oleh para peserta. Apalagi ketika praktik OM berlangsung yang mewajibkan setiap peserta menjadi tuna netra dengan menutup mata dengan alat bantu.

Salah seorang panitia Ali Muhaidhori menyatakan, praktik itu bertujuan melatih satu peserta menjadi tuna netra dan satu yang lainnya berlatih menjadi pendamping. Selama pelatihan, peserta dibekali cara menggandeng tuna netra di berbagai area, mulai lapangan datar, tangga, hingga cara mendudukkan yang benar.

"Intinya, dalam mendampingi penyandang tuna netra, kita harus cerewet untuk mengarahkan," tegas Ali.

Dua peserta dari Jurusan Ilmu Hukum Unesa, yakni Tyas dan Fira mengaku sangat senang mengikuti pelatihan ini. Keduanya menyatakan, rasa penasaran untuk mendalami dunia penyandang disabilitas yang akan dikaitkan dengan advokasi jika ditinjau dari sisi hukum membuat mereka mau terlibat dalam kegiatan tersebut.

"Awalnya saya menonton film seorang pengacara yang mendapatkan hambatan saat mengadvokasi tuna rungu. Mulai detik itu saya sangat ingin mendalami dunia disabilitas ini karena kita tahu kalau di luar negeri sudah ada pendampingan hukum bagi kaum disabilitas, tapi di Indonesia belum," urai Tyas.

Tyas berharap, setelah bergabung di tim PSLPD, dia dapat berbuat banyak khususnya dalam hal hukum bagi para penyandang disabilitas yang cenderung mendapatkan diskriminasi.

×
Berita Terbaru Update